Home » » Desa purwoasri

Desa purwoasri

Menurut cerita yang beredar di masyarakat bahwa nama Purwoasri berdasarkan sejarah, ada seorang janda cantik yang jadi rebutan. Para pembesar-pembesar ingin menikahi janda itu, tetapi si janda tidak mau karena para pembesar sudah mempunyai istri dan bahkan lebih dari satu, karena janda itu tidak mau, lantas janda tersebut lari dan terjatuh kedalam sumur, akhirnya tempat itu disebut 'Sumur Gede'. Janda tadi teriak- teriak minta tolong dan akhirnya ditolong oleh seorang duda tua tapi kaya raya. duda tersebut berniat meminang si janda untuk jadi istrinya, si janda itu pun mau menerima pinangan tersebut, akhirnya mereka jadilah suami istri. Sudah beberapa tahun mereka bersama, namun mereka tidak kunjung dikaruniai anak, lantas duda tersebut jatuh sakit. Duda tersebut berpesan kepada si janda istrinya bilamana sewaktu- waktu dia meninggal supaya di makamkan dibawah pohon besar yang sejuk dan asri (sekarang jadi TPU/pemakaman umum). Pada suatu hari, akhirnya duda itu meninggal, Si janda pun melaksanakan pesan si duda/ suaminya itu dengan baik, akhirnya tempat itu diberi nama "Purwoasri", Purwo artinya orang tersebut yang pertama kali (kawitan) dimakamkan dibawah pohon besar itu, dan Asri artinya tempat itu aman, sejuk, rapi dan indah, sehingga sekarang dikenal dengan sebutan "Desa Purwoasri" . Sepeninggalnya duda, keluarga dari pihak duda/ahli waris tidak merasa kesusahan ataupun sedih sedikitpun, tetapi malah bersuka cita, bersenang-senang dan bersaing untuk mendapatkan warisan duda kaya raya tersebut, dan ahli warisnya tersebut lebih dari satu orang akhirnya bertengkarlah mereka (rame-rame) sampai bunuh membunuh / paten pinaten akhirnya tempat tersebut dikenal Sukorame . Suko artinya senang-senang, dan Rame artinya ramai-ramai, sehingga sekarang dikenal sebagai "Dusun Sukorame" . Sementara si Janda lari ketakutan melihat aksi ahli waris tadi yang saling bunuh membunuh, janda itu lari kearah timur. Dalam pelariannya, ditengah pejalanan janda tersebut haus, tetapi ia mencari air kesana kemari tidak ada setetes pun air, yang ada hanya ceren (air got) gopaan celeng/babi pada masa itu, akhirnya daerah itu sampai sekarang dikenal dengan sebutan "Sawah Ceren" . Janda tadi melanjutkan pelariannya kearah timur, jadi itu tetap di cari (di yak - yak dalam bahasa bojonegoroan) oleh ahli waris, para ahli waris pun ketemu si janda ditempat itu. Akhirnya tempat itu disebut Payak , sekarang terkenal dengan "Dusun Payak" . Si janda terus berusaha untuk melarikan diri, janda melarikan diri kearah selatan. Disana para ahli waris duda itu pun mencari janda tadi kesana - kemari tetapi tidak ketemu juga, akhirnya para ahli waris itu pun membuat ulah/ onar, kemudian tempat itu dikenal dengan Banaran , sekarang terkenal jadi "Dusun Banaran" . Padahal janda tersebut sudah lari keselatan sambil teriak-teriak minta tolong, namun janda tersebut bernasib kurang beruntung, janda tersebut terjatuh kedalam sebuah sumur, yang dimana airnya tak henti-hentinya mengalir deras dari sumbernya, dan tempat itu sampai xsekarang dikenal dengan "Sawah Sumberan" . Setelah terjatuh dalam sumur tadi, akhirnya janda tersebut berhasil naik keatas lagi, namun sayang janda itu tidak dapat berjalan karena kakinya sakit kesleo, gendunya atau tumitnya mlese, meskipun tiap hari diobati namun tidak kunjung sembuh. Hingga suatu hari, janda tersebut meninggal karena sakit pada gandu / tumitnya, akhirnya tempat janda itu berada disebut Gandu . yang sekarang lebih populer dikenal dengan "Dukuh Nggandu" :) .:. Cerita Rakyat Bojonegoro

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.